Syarat terkabulnya do’a

Do’a sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari sebagai kebutuhan manusia dalam ber interaksi dengan Tuhannya. Kesuksesan dalam hidup untuk mencapai masa depan adalah dengan do’a. do’a senjata utama untuk meraih kesuksesan hidup baik didunia maupun diakhirat.  Akan tetapi berdo’a harus dengan syarat-syarat yang sesuai dengan syar’I jika tidak, tidak akan tercapai permohonannya. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam, memberikan syarat ketentuan dalam berdo’a agar terkabulkan do’anya.

Syarat-syarat terkabulnya do’a diantaranya ialah

  1. Memakan dengan makanan yang halal
  2. Orang yang sedang safar 
  3. Mengangkat kedua tangan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: “أَيُهَا النَّاسِ ! إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ  إِلاَّ طَيِّبًا. وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ. فَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ }.[23 / المؤمنون/ الآية 51] وَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } [2 / البقرة / الآية 172]”. ثُمَّ ذَكَرَ الْرَّجُلُ يُطِيْلُ الْسَّفَرَ: أَشْعَثَ أَغْبَرَ. يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى الْسَّمَاءِ. يَا رَبِّ ! يَا رَبِّ ! وَمَطْعَمُةُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ. فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟ “.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda: Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan” (Qs al-Mu’minûn: 51) dan Allah Ta’ala berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu” (Qs al-Baqarah: 172). kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana do’anya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)[1]

  1. Tidak terburu-buru

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: “يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي”

Dari Abu Hurairah r.a bahwasannya rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam. bersabda: “Akan dikabulkan do’a salah seorang diantara kalian selama ia tidak terburu-buru (dalam do’anya) dan berkata: “Saya telah berdo’a, tapi belum juga dikabulkan!”(HR. Bukhari)[2]

Hadits tersebut mengajar kita untuk bersabar dalam berdo’a. Sifat sabar perlu ditanamakan dalam jiwa sehingga apabila berdo’a tidak terburu-buru karena ingin cepat-cepat  terkabulkan. Jangan ada pesimis sedikitpun untuk memohon  jika belum diperkenankan do’anya. Allah swt. maha tahu apa yang terbaik bagi hambanya, kemungkinan apa yang kita do’akan sesuai harapan bisa jadi Allah memberikan yang lain. Allah mempunyai waktu untuk mengabulkan do’a hamba-hambanya ketika memohon  bisa saja tertunda atau langsung di kabulkan. Rasululllah Shallallahu ’alaihi wa Salam. bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ: أَنَّ الْنَّبِي صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمِ يَدْعُوْ بِدَعَوْةِ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ رَحِمَ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهِ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثً إِمَّا أَنْ تَعْجَلْ لَهُ دَعَوْتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدْخَرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرَفَ عَنْهُ مِنَ الْسُّوْءِ مِثْلِهَا قَالُوْا إِذَا نُكْثِرُ قَالَ “اَللهُ أَكْثَرُ”

Dari Sa’id Alkhudri r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam.bersabda : “Tiada seorang muslim pun yang memohon (kepada Allah Ta’ala) dengan do’a yang tidak mengandung dosa (permintaan yang haram), atau pemutusan hubungan (baik) dengan keluarga/kerabat, kecuali Allah akan memberikan baginya dengan (sebab) do’a itu salah satu dari tiga perkara: Boleh jadi akan disegerakan pengabulan do’anya, atau Allah akan menyimpannya untuk kebaikan (pahala) baginya di akhirat, atau akan dihindarkan darinya keburukan (bencana) yang sesuai dengannya”. Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata: Kalau begitu, kami akan memperbanyak (do’a kepada Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda, “Allah lebih luas (rahmat dan karunia-Nya)”.[3]

Allah swt. berfirman :

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلاَّ الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلاَّ ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)

“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Qs. Fushilat : 35)

 

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : Yang dimaksud dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Saya berdo’a tetapi tidak dikabulkan”, Ibnu Baththaal berkata bahwa seseorang bosan berdo’a lalu meninggalkannya, seakan-akan mengungkit-ungkit dalam do’anya atau mungkin dia berdo’a dengan baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam do’anya dan menyangka Allah tidak mampu mengabulkan do’anya, padahal Dia dzat Yang Maha Mengabulkan do’a dan tidak pernah habis pemberian-Nya.[4]

Umar bin Al-Khaththab: “Saya tidak terlalu mementingkan terkabulnya do’a tetapi yang terpenting bagiku adalah do’a itu (adalah ibadah) sehingga apabila kepentinganku adalah berdo’a maka ijabahnya akan mengikutinya”. Jadi sekalipun seseorang tidak terkabulkan do’anya sebenarnya orang tersebut telah mendapatkan pahala di sisi Allah, dan kelak do’a yang belum terkabul tersebut akan menjadi syafa’at bagi pemiliknya.

 

  1. Ikhlas

عَن أَبي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَليْهِ وسَلَّم: – “ادعوا اللَّهَ وأنتمْ موقنونَ بالإجابةِ، واعلموا أنَّ اللَّهَ لا يستجيبُ دعاءَ مِنْ قلبٍ غافلٍ لاهٍ”

Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan  dikabulkan. Sesungguhnya Allah tidak menerima do’a dari hati yang lalai lagi main-main (tidak bersungguh-sungguh).” (HR. At-Tirmidzi)[5]

Dalam hadits tersebut, Rasulullah memerintahkan berdo’a dalam keadaan sebenar-benarnya yakin akan dikabulkannya do’a. Dan Allah tidak menerima do’a dalam keadaan hati yang lalai tidak konsentarasi apa yang di bacakan dari lisannya atau hatinya dan tidak bersungguh-sungguh.

Keyakinan dalam berdo’a sangat penting untuk diterimanya do’a. hal ini kembali kepada keimanan kepada Allah swt sampai sejauh manakah ibadah kita kepadaNya. Allah swt. sudah pasti akan  menerima permohonan hambanya jika benar-benar yakin bahwa Allah mengabulkan dan tidak ada keraguan sedikitpun dalam jiwa.

لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (94)

“Sesungguhnya Telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.” (Qs. Yunus : 94)

Allah tidak akan memperkenankan do’a bagi hati yang masih ragu-ragu untuk memohon. Berarti si pendo’a ada yang lebih baik dari pada Allah swt. sungguh yang demikian adalah perbuatan menyekutukan Allah.

  1. Memilih waktu yang tepat

InsyaAllah pembahasan waktu yang tepat dalam berdo’a akan dibahas di depan.

Do’a seorang muslim akan dikabulkan dan tidak tertolak jika memenuhi syarat diterimanya do’a. Dengan syarat tersebut InsyaAllah do’a akan cepat terkabulkan.

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ

“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar.” (Qs. Ar Ra’d:14)

M. Iding Sanusi


[1] HR. Muslim, kitab zakat. bab qabul asshadaqah minal kasab atthayib 19/1015

[2] HR. Bukari. Kitab da’awat. Bab yustajab lil’abdi fi du’a 22/5981

[3] HR. Ahmad, dalam musnad abi Sa’id Alkhudri r.a

[4] Fathul Bari 11/145

[5] HR. Tirmidzi. Kitab da’awat 22/3545. Di hasan kan oleh syaikh al-Albani diriwayatkan dari dua jalur yang saling mendukung, kitab “silsilatul ahaaditsish shahiihah” (no. 594).

Tinggalkan komentar